London – Budaya media sosial telah melahirkan FOMO (Fear of Missing Out)—kecemasan sosial yang didorong oleh perasaan bahwa orang lain memiliki pengalaman hidup yang lebih menarik. Sebagai antitesis yang menyehatkan, gaya hidup JOMO (Joy of Missing Out) telah muncul sebagai gerakan yang disengaja.
JOMO adalah seni menikmati saat ini dan merasa puas dengan pilihan sendiri, alih-alih terus-menerus membandingkan diri dengan highlight reel kehidupan orang lain di feed digital. Ini melibatkan penetapan batasan sosial dan digital yang sehat, seperti menolak undangan jika itu berarti mengorbankan istirahat, atau mematikan notifikasi agar dapat fokus pada aktivitas di rumah.
JOMO memprioritaskan kesejahteraan mental dan mindfulness di atas validasi sosial. Dengan merangkul JOMO, individu mendapatkan kembali kendali atas waktu dan perhatian mereka, mengurangi kecemasan yang disebabkan oleh perbandingan yang tiada akhir. Ini adalah pernyataan gaya hidup bahwa kebahagiaan sejati sering ditemukan dalam kesederhanaan dan kehadiran diri.