Los Angeles – Era “perang streaming” yang dicirikan oleh harga rendah dan konten eksklusif yang tak terbatas telah berakhir. Pasar streaming video global kini memasuki fase konsolidasi dan rasionalisasi yang ditandai dengan kenaikan harga yang serentak dan maraknya model bundling (paket). Pergeseran strategis ini didorong oleh tekanan investor untuk mencapai profitabilitas dan kesadaran bahwa konsumen enggan berlangganan terlalu banyak layanan secara terpisah.
Selama bertahun-tahun, platform streaming seperti Netflix, Disney+, dan Max berjuang untuk pangsa pasar dengan mengeluarkan miliaran dolar untuk konten dan menjaga harga bulanan tetap rendah, yang mengakibatkan kerugian operasional yang besar. Kini, dengan berkurangnya pertumbuhan pelanggan baru di pasar-pasar jenuh, fokusnya adalah pada peningkatan Average Revenue Per User (ARPU). Kenaikan harga adalah taktik yang paling langsung, sementara tindakan keras terhadap berbagi kata sandi bertujuan untuk mengubah non-payer menjadi pelanggan berbayar.
Model Bundling Konten menjadi strategi kunci berikutnya. Daripada bersaing langsung, perusahaan kini menjalin kemitraan untuk menawarkan paket langganan gabungan dengan harga diskon, seringkali melalui penyedia layanan telekomunikasi atau operator cable tradisional. Strategi ini mengurangi churn (tingkat pembatalan langganan) dan menawarkan nilai yang lebih besar kepada konsumen yang lelah memilih (subscription fatigue), yang menginginkan akses ke konten premium dari beberapa sumber dengan satu tagihan yang sederhana.
Selain itu, iklan menjadi komponen pendapatan yang semakin vital. Hampir semua platform besar kini menawarkan tingkat langganan yang didukung iklan (ad-supported tiers) dengan harga yang lebih rendah. Ini tidak hanya menciptakan entry point yang lebih terjangkau bagi konsumen yang sensitif terhadap harga, tetapi juga membuka sumber pendapatan yang sangat menguntungkan dari pasar iklan digital yang targeted.
Secara keseluruhan, pasar streaming bergerak menuju kematangan, menyerupai kembali pasar cable TV yang pernah mereka coba gantikan, tetapi dengan fleksibilitas yang lebih besar. Bagi konsumen, ini berarti biaya hiburan bulanan yang lebih tinggi daripada sebelumnya, tetapi dengan penawaran yang lebih terstruktur dan lebih banyak pilihan iklan. Masa depan adalah tentang layanan yang kuat dan terintegrasi, bukan lagi tentang siapa yang memiliki library konten paling besar.