Pendidikan sedang memasuki era baru dengan hadirnya metaverse. Dunia virtual 3D ini memungkinkan siswa dan guru berinteraksi seolah berada di kelas nyata, meskipun terpisah ribuan kilometer.
Dalam metaverse, siswa bisa menghadiri kuliah, berdiskusi, hingga melakukan eksperimen laboratorium secara virtual. Semua terasa nyata berkat headset VR, avatar digital, dan ruang kelas interaktif.
Keunggulan utama adalah aksesibilitas. Siswa dari daerah terpencil bisa mengikuti pelajaran dari universitas ternama dunia tanpa harus pindah tempat. Hal ini membuat pendidikan lebih inklusif dan merata.
Selain itu, metode belajar lebih menarik. Alih-alih membaca buku teks, siswa bisa “masuk” ke simulasi sejarah, menjelajahi tubuh manusia, atau melakukan percobaan fisika secara langsung.
Namun, tantangan tetap ada. Biaya perangkat VR masih mahal, dan tidak semua sekolah memiliki infrastruktur internet memadai.
Privasi juga menjadi perhatian. Data interaksi siswa dalam metaverse bisa berisiko disalahgunakan oleh penyedia platform.
Meski begitu, banyak institusi mulai menguji coba metaverse sebagai alat pendidikan. Hasilnya menunjukkan peningkatan keterlibatan siswa dan efektivitas pembelajaran.
Metaverse bisa menjadi jembatan antara dunia nyata dan virtual, membawa pendidikan ke level yang benar-benar baru.